IKLAN

HOME

Label

Rabu, 16 Juli 2014

Wahai TV Partai!

kangTech - Wahai TV Partai! - "Muak dengan MetrongTv dan TvOneng, beritamu tak berimbang. Setiap liat MetrongTV pasti nongol wajah beliau. Di berita baris bawah yang berjalan pun dipenuhi dengan nama beliau, begitu juga iklannya. Begitu pula dengan TvOneng, dua-dua nya sama saja, cuma yang kedua ini dikit berubah, keliatannya sudah sadar. Tak salah jika KPI melayangkan teguran keras terhadap kedua TV tersebut. Ayo KPI, bebaskan TV Nasional dari ketidakberimbangan berita. Tegur keras dan tindak tegas televisi-televisi yang menjadi budak-budak pesohor politik yang murka, yang dipenuhi dengan keberpihakan, tidak menjunjung tinggi keberimbangan. Jika tetap, ‪#‎GoToHellWithYourParty‬" (Dikutip dari facebook pribadi, dengan akun Adhi Panjie Gumilang)

Seperti yang saya baca di berita online, disana mebnyebutkan bahwa KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) telah mengeluarkan surat sanksi administratif teguran kepada kedua televisi nasional yaitu tvOne dan MetroTv. Pengeluaran surat tersebut tidaklah salah. Hal ini dikarenakan kedua televisi tersebut melakukan pelanggaran jurnalistik dimana memberitakan berita seputar pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden secara tidak berimbang atau tidak netral.

Akhirnya atas dasar itulah KPI pusat menyarankan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengevaluasi ulang Izin Penyelanggaraan Penyiaran atau IPP. Pelanggaran yang dilakukan kedua televisi tersebut terlihat dari adanya perbedaan sudut pandang pemberitaan tentang Capres dan Cawapres dimana tvOne lebih berpihak kepada kubu Prabowo Subianto - Hatta Radjasa, sedangkan MetroTv lebih berpihak kepada kubu Jokowi - Jusuf Kalla. Ketidaknetralan tersebut dilihat dari jumlah durasi, jumlah frekuensi, dan tone (kecenderungan) pemberitaan untuk mengetahui implementasi dari prinsip-prinsip program siaran jurnalistik, khususnya prinsip adil dan berimbang pada obyek pemberitaan (merdeka.com).

Menurut hemat saya, hal ini sungguh menjijikkan dikala melihat televisi yang dulu sangat saya banggakan karena beritanya sangat mengedukasi masyarakat. Akan tetapi, di tahun politik ini semuanya seperti berubah. Ntah apakah benar perubahan ini disebabkan karena pemimpin tertinggi dari kedua televisi tersebut adalah pimpinan tertinggi juga di salah satu partai politik ataukah ada kepentingan lain dibelakangnya. Hal ini akan terlihat benar jika kita tarik benang merah bahwa partai politik yang dipimpin oleh pimpinan tertinggi televisi tersebut berkoalisi dengan siapa dan siapa, ini sangatlah jelas! Sungguh bukan hal yang lumrah bukan kalau hal ini menjijikkan?

Selain itu, menjelang hari H pencoblosan pada tanggal 9 Juli 2014. Sangat mengherankan sekali kalau salah satu dari televisi tersebut menyebarkan fitnah yang sangat frontal. Memang, memakan bangkai saudaranya sendiri adalah hal yang "mungkin" wajib dilakukan di tahun politik ini karena jumlah kandidat yang hanya dua pasangan. Hal itu sungguh mengecewakan, bahkan dewan pers-pun telah menganggap bahwa apa yang diberitakan oleh televisi tersebut sangat keterlaluan karena memberitakan berita yang berasal dari opini publik atau public opinion yang sangat belum tentu kebenarannya.

Oleh sebab itu, patut kiranya-lah televisi nasional yang menjadi sumber utama pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia memberikan berita-berita yang benar adanya, menyebarkan berita yang bukan fitnah, yang ditakutkan akan menimbulkan gejolak yang sangat besar bagi kegiatan politik di Indonesia. Semoga televisi yang menjadi antek-antek petinggi partai politik segera tobat. Kalaupun tidak tobat ya semoga mereka merubah nama televisinya seperti nama partai politiknya.

Pilihlah dengan hati, tetap junjung tinggi azas Luberjudil! (@apanjiegumilang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar